Terlarut dalam kesedihan tak membuat sesuatu menjadi lebih baik, juga tak menghasilkan hal positif.
Minggu, 06 Mei 2012
contoh PROPOSAL KEGIATAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW SMA NEGERI 02 SENGKANG (RSBI)
PROPOSAL KEGIATAN PERINGATAN
MAULID NABI MUHAMMAD SAW SMA
NEGERI 02 SENGKANG (RSBI)
I.
Latar Belakang
Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) merupakan kegiatan rutinitas wajib bagi sebuah sekolah.
Mengajar adalah rutinitas wajib bagi
seorang guru, sedangkan belajar adalah
rutinas wajib bagi seorang siswa. Hal ini berlangsung setiap hari, hanya
hari minggu saja kegiatan tersebut diliburkan.Sekolah Menengah Atas negeri 02 sengkang adalah salah satu sekolah yang memiliki
kegiatan KBM yang padat. KBM berlangsung dari pukul 07.30
WIB sampai pukul 14.00 WITA, dilanjutkan dengan bimbingan sore, hanya jam istirahat saja waktu yang dapat
dijadikan siswa untuk beristirahat dan menyegarkan otak atau merefresh pikiran
agar tenang kembali. Memperingati
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan suatu kegiatan yang dapat menyegarkan pikiran dan dapat membuat pikiran
yang tegang menjadi tenang. Hal ini merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan siswa SMA Negeri 02 sengkang
peringatan sebagai wujud kecintaan seorang muslim
terhadap rasulnya.Hal inilah yang mendorong Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)bermaksud mengadakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw padasemester genap
tahun pelajaran 2011/2012 ini.
II.
Tujuan
Kegiatan
Tujuan
diadakan kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1432 H ini yaitu sebagai
berikut.
1.Mempererat
tali silaturahmi siswa -siswi
2.Meningkatkan
keimanan siswa- siswi terhadap Allah SWT.
3.Meningkatkan
kecintaan siswa- siswi SMA Neg. 02 sengkang kepada Rasulullah SAW
4.Meningkatkan ukhwah antara guru dan siswa
5.Meningkatkan
rasa persaudaraan dan kebersamaan siswa -siswi SMA Negeri 02 sengkang
6.Meningkatkan
minat siswa- siswi SMA Negeri 02 sengkang di bidang Kaligrafi
7.Mengembangkan
apresiasi seni siswa -siswi SMA Negeri 02 sengkang.
III.
Tema
‘’melalui kegiatan maulid ini kita kembangkan
apresiasi dan minat dalam bidang agama siswa-siswi SMA
Negeri 02 Sengkang’’
IV.
Waktu
Pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu, 10 Maret 2012
Tempat : Lapangan Upacara SMA
Negeri 02 Sengkang
Pukul : 09.00 sampai selesai
V.
Kepanitiaan
Penanggung Jawab :
Kepsek SMA Negeri 02 Sengkang
Ketua : Santri Adzti
Wakil Ketua : Yusfiana Majid
Ketua : Santri Adzti
Wakil Ketua : Yusfiana Majid
Sekretaris :
Rista Rita Sari Ma’ruf
Bendahara :
Nurul Fakhri
Kordinator Acara :
Alfian
Seksi Komsumsi :
Anita Devi Kurniah
Dokumentasi :
Muhammad Akbar
Dekorasi :
Andi Muhammad Sarwan
VI.
Anggaran
Pemasukan
:
Subsidi OSIS :
Rp 4.500.000
Sumbangan Depdiknas : Rp 1. 500.000
Subsidi pihak sekolah : Rp 1..000.000
Rp 7.000.000
Pengeluaran
:
Konsumsi :
Rp 2.500.000
Sewa Sound Sistem : Rp 1.000.000
Dekorasi :
Rp 2.000.000
Dokumentasi :
Rp 1.000.000
Lain-lain :
Rp 500.000
Rp 7.000.000
VII.
Penutup
Demikian proposal ini kami buat,
kami berharap bapak dapat mengabulkan proposal ini. Atas perhatian bapak, kami
ucapkan terima kasih.
Sengkang,
29 Februari 2012
Mengetahui, Ketua
Panitia,
Kepala Sekolah,
Drs. Muhammad
Tawakkal M,si Santri
Adzti
9982497341
cerpen Boneka Batu
Boneka
Batu
Karya : Santri Adzti
Kelas : X Akselerasi
Aku
benar-benar kesal. Sudah kukatakan berulang-ulang,aku tidak suka boneka,apalagi
boneka batu. Tetapi lelaki tua bermata setengah buta ini nekat membujukku
merawat boneka batu mliknya.
‘’Mengapa Nyonya marah-marah? Bukankah boneka
itu lukisan masa lalu kaum wanita,sekaligus masa depan seluruh manusia?
Artinya,di masa kecil anak-anak perempuan suka menimang bineka,lalu di masa
depan orang-orang akan menjadi linglung dan membisu,seperti halnya sebuah
boneka batu.’’
Dahiku
berkerut. Kata-kata orang tua itu menyimpan pesan filosofi yang tidak begitu
kupahami. Di samping itu, kehadiranku di taman senja itu untuk mencuci jiwa,
bukan untuk menimang sebuah boneka. Apalagi boneka batu. Karena itu, ketika untuk
kesekian kalinya ia menawarkan boneka batu miliknya, kau pun melotot. Namun
ternyata, sikap garangku tak mampu mengusir lelaki tua itu. Sebaliknya, ia
tersenyum sambil bernyanyi,’’timang-timang boneka itu...’’
‘’Gila!’’teriakku.
Sungguh
aku kesal dan terganggu melihat lelaki tua itu bertingkah layaknya perempuan
yang meninabobokkan anaknya. Tanpa kusadari, pandangan mataku mengarah pada
boneka batu itu. Aku tersentak kaget. Boneka batu itu seperti tengah berbicara
padaku. Aku merasa tersihir oleh fenomena aneh itu.
Lelaki
tua itu tertawa kecil sambil berseru,’’Nyonya, boneka ini bukan boneka
sembarangan. Meski terbuat dari batu,ia mampu memberi pesona bagi yang
menatapnya.’’
Aku
terbelalak. Mungkinkah benda itu memiliki kekuatan magis? Jangan-jangan aku
telah terhipnotis.
‘’Cukup Pak Tua! Aku muak melihat mata
batu,bibir batu,kepala batu,tangan batu dan kaki boneka itu. Aku ngeri!’’
Tetapi,
orang tua itu sama sekali tidak menghiraukanku. Dan ketika aku berkemas pergi,
kulihat ia melakukan aksi. Ia membaca puisi.
Boneka batu ada di mata kepala kau. Boneka kita ada di mata
kepala buta.
Boneka buta ada di mata kepala kita. Boneka kau ada di mata
kepala batu.
Boneka batu ada di mata hati kau. Boneka kita ada di mata
hati buta.
Boneka adalah kita. Batu adalah kau. Kaukah boneka itu?
Aku
menggaruk-garuk kepala merasa buntu. Aku yakin pria itu orang gila. Sebab di
samping membaca puisi, jemari lelaki tua itu juga bergerak-gerak mencoretkan
sesuatu. Dan astaga, coret-coretan huruf-huruf itu membentuk gambar boneka.
Benar. Boneka batu dari huruf aksara!
Apa
mungkin orang tua itu hilang akal? Tidak. Orang gila tak mungkin mampu membaca
aksara dan menciptakan boneka aksara. Aku yakin, ia seorang penyair,pemahat
atau bisa saja lelaki misterius itu manusia setengah dewa. Melihat aksi orang
itu, aku merasa takjub. Karena itu muncul pertimbangan lain. Aku harus
menghormatinya. Betapa uniknya bila orang-orang gila di muka bumi ini mampu
menyalurkan eksistensinya dengan cara berkesenian. Dan sebagai orang yang
waras, sudah sepatutnya bila aku bersikap sopan.
‘’ Pak tua! Apakah boneka batu itu hasil
kreativitas bapak?’’ iseng saja aku bertanya.
‘’O tentu. Apakah Nyonya tertarik?’’
Aku
menggeleng.
Lelaki
tua itu kecewa. Sejurus ia menatap langit, lalu menunduk ke arah bumi.
‘’Barangkali karena Nyonya belum memiliki
anak?’’ bisiknya.
‘’Buset!’’ Aku benar-benar kaget. Bagaimana
lelaki tua itu tahu aku belum punya anak?
‘’Tapi nyonya. Coba pandang boneka ini. Ia
memiliki mata bulat bening,seperti mata berlian yang Nyonya punya. Apakah
Nyonya tahu bahwa bulatnya mata boneka batu adalah lambang kebangkitan sejati,
seperti kebulatan tekad dari bola mata matahari?’’
‘’Pak Tua...’’ kataku mengalihkan
perhatian,’’Mengapa Bapak tidak menciptakan boneka dari bahan lain yang lebih
indah dan menyentuh?’’
Lelaki tua itu tertawa kecil.
‘’Nyonya pikir boneka batu itu tidak memiliki
sentuhan estetika? Sekadar Nyonya ketahui, batu adalah simbol ketegaran hidup
sejati. Menjadi batu berarti berlaku diam dalam kebisuan, seperti diamnya
boneka ini. Ia tahan uji. Oh, sayang Nyonya, saya harus pergi. Pergi jauh ke
ruang abadi.’’
Aku kembali terhentak. Kata-kata orang
tua itu kembali menyihirku. Mungkinkah ruang abadi itu titik kematian? Aku curiga, jangan-jangan yang kuhadapi ini
seorang dukun. Tetapi seingatku, yang paling aneh diantara yang aneh-aneh
adalah seniman. Melihat tingkah polahnya yang ekstrensik, aku yakin Pak Tua itu
seorang seniman. Seniman ketika berkarya ibarat ayam yang akan bertelur,
gelisah dan berkotek-kotek. Mungkinkah ia Vincent Van Gogh? Salvador Dali?
Kahlil Gibran? Atau Leonardo Da Vinci?
‘’Bukan, saya bukan orang-orang itu. Nama saya
Mata.’’
Aku
tercengang. Ternyata orang tua itu juga memiliki kemampuan membaca pikiran. Ya
ampun! Bulu kudukku berdiri.
Lelaki
itu bergerak mendekatiku. Dan tanpa meminta izin, ia meletakkan boneka batu itu
di kepalaku. Aku memberontak. Tapi sia-sia. Laksana kilat, lelaki tua itu
berkelabat. Ajaib, ia mengapung dan mengerdil, membentuk lingakran hitam yang
redup.
Keesokan
harinya aku dijemput oleh pacarku di depan rumahku.
‘’Ayang, akhir-akhir ini kulihat wajah mu
cemberut terus. Kau sering marah-marah dan berteriak-teriak seperti tengah
kesurupan. Aku khawatir, jangan-jangan kau depresi berat.’’
Aku
menunduk. Sesungguhnya, hari-hari belakangan ini bukan sikap lembut dan
romantis yang aku inginkan. Tetapi, aku hanya ingin dibiarkan sendiri, entah
karena faktor apa?
‘’Tidak, saya hanya ingin sendiri untuk
beberapa waktu ini.’’ ucapku sambil naik ke mobil.
Saat
itu pacarku hanya bisa diam mendengar jawabanku itu. Tak disangka setibanya, di
supermarket aku bertemu lagi dengan lelaki tua itu.
‘’Nyonya, kenapa bisa ada di sini?’’
‘’Saya....Saya, mau....kenapa bapak bisa ada
di sini? Kamu mengikuti saya?’’ jawabku tersentak.
Pacarku
hanya bisa diam terpaku melihatku dengan lelaki tua itu.
‘’Nyonya’’
‘’Jangan panggil saya nyonya’’
‘’Jangan panggil saya nyonya’’
‘’Tidak apa-apa nyonya,sebenarnya ada sesuatu
yang ingin saya bicarakan dengan nyonya’’
‘’apa?’’
‘’Sebenarnya boneka batu ini adalah boneka
batu peninggalan bapak Nyonya’’
‘’Bapak saya?’’
‘’Iya Nyonya, waktu itu Nyonya masih bayi,
bapak Nyonya ingin sekali membuat boneka dari bahan batu, dan pada akhirnya
bapak Nyonya menyuruh saya mencari batu yang jarang ditemukan oleh masyarakat, atau
tampak aneh di masyarakat jika dibuat boneka’’
‘’Saya masih belum mengerti Pak tua!’’
‘’Nyonya, sebenarnya boneka ini adalah boneka
batu yang berasal dari batu nisan, yang saya ambil di dekat kuburan mama
Nyonya!’’
‘’Mama saya? Kenapa harus batu nisan?’’
‘’Bapak Nyonya sendiri yang menyuruh saya
untuk mencari batu nisan untuk dibuatnya boneka ini! Jadi saya terpaksa
mengambil batu nisan milik mama Nyonya’’
‘’Apa? Bapak ini keterlaluan! Saya ......’’
‘’Tunggu!, Nyonya seharusnya mau menerima dan
merawat boneka batu ini sesungguhanya boneka ini adalah boneka yang dibuat oleh
Bapak Nyonya dan berasal dari Batu nisan Mama Nyonya dan perlu Nyonya ketahui
boneka ini adalah peninggalan terakhir alm. Bapak Nyonya!’’ sahut Lelaki tua
itu memotong pembicaraanku.
‘’Are you serious? Pak, saya tidak tahu harus
bilang apa lagi? Saya hanya bisa meminta maaf kepada Bapak! Maaf yah Pak!’’
‘’Dan ingat Nyonya, anda harus merawat boneka
ini dengan baik, kalau tidak akan berakibat fatal!’’
‘’Iyah Pak, sekali lagi saya meminta maaf
karena sudah berburuk sangka dengan bapak’’ kata ku sambil menunduk dan memeluk
boneka itu.
Semenjak
itu, aku sadar kalau kita tidak boleh berburuk sangka terhadap orang lain. Aku
sangat menyesal karena sudah mengatai Pak Tua itu orang aneh. Bahkan gila, seandainya
tidak ada boneka batu itu, aku sudah tidak punya lagi kenangan dari orang
tuaku.
‘’Dirawat yah, Nyonya! Perintah Lelaki tua
itu.
‘’Iya Pak, saya janji akan merawatnya.’’
Lelaki
Tua itupun akhirnya beranjak meninggalkan aku dan pacarku. Pacarku sampai
terharu mendengar percakapanku dengan Lelaki Tua itu. Akhirnya kami pun pulang
dan tidak jadi belanja di supermarket, karena terharu. END
..................... (2012)
Langganan:
Postingan (Atom)